Relawan Tzu Chi Surabaya dengan sukacita mengunjungi rumah penerima bantuan sambil membawa tikar dan celengan bambu sebagai simbol penerusan cinta kasih.
Sebanyak sembilan relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Surabaya melakukan kunjungan ke Kelurahan Jagir, Kecamatan Wonokromo, Surabaya Selatan, pada Kamis (30/11/2025). Di tengah hangatnya mentari pagi, para relawan menyusuri gang-gang sempit untuk menyapa kembali para penerima bantuan program Bebenah Kampung Renovasi Rumah Tidak Layak Huni.
Berbeda dari kegiatan sebelumnya, kali ini relawan tidak membawa bantuan baru, melainkan melakukan survei sosial ekonomi kepada keluarga yang telah menerima bantuan renovasi rumah. Sebanyak 13 keluarga menjadi sasaran kegiatan tersebut. Dalam kunjungan ini pula, relawan mendengarkan langsung kisah kehidupan warga sebelum dan sesudah rumah mereka dibenahi. Banyak di antara penerima manfaat yang mengungkapkan rasa syukur atas perubahan yang mereka rasakan.
“Saya sangat bersyukur, rumah sekarang sudah kokoh dan tidak bocor lagi,” tutur Tri Ambarini salah satu penerima bantuan sambil menunjukkan dinding rumahnya yang kini tampak cerah dan bersih. “Dulu rumahnya suram, gelap, dan banyak barang berserakan. Ubinnya juga sudah tidak layak. Beberapa bagian genteng juga bocor. Sekarang, rasanya sudah sangat nyaman setelah renovasi. Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Yayasan Buddha Tzu Chi atas bantuan dan kepeduliannya,” ucapnya penuh haru sembari beranjali.
Gang-gang sempit tidak menyurutkan langkah relawan untuk melakukan kunjungan kasih kepada para penerima program Bebenah Kampung di Kelurahan Jagir.
Tri Ambarini menerima celengan bambu dan menyatakan kesediaannya untuk meneruskan cinta kasih dengan membantu sesama.
Kisah sederhana itu menjadi cerminan dari banyak hati yang tersentuh. Para relawan pun mendengarkan dengan penuh empati, bukan sekadar mencatat data, tapi juga menyerap setiap makna dari perjuangan hidup mereka. Dalam setiap senyum, ada rasa lega. Dalam setiap tatapan, ada rasa syukur yang mendalam.
Bagi para relawan, kegiatan hari itu bukan hanya kunjungan biasa, tetapi mereka mendapat sesuatu yang lebih yakni bisa memahami dan merasakan sukacita para penerima bantuan yang membuat mereka juga turut bersukacita. Mereka menyadari bahwa membantu bukan hanya tentang membangun dinding dan atap, melainkan juga menumbuhkan semangat hidup baru bagi keluarga yang dibantu.
Relalwan Tzu Chi Surabaya, Becky, juga memberi nasihat kepada para penerima program bantuan Bebenah Kampung agar mereka selalu menjaga kebersihan hunian.
“Ibu, ini kan rumahnya sudah cerah, dan bersih. Minta tolong ya Bu, dijaga selalu kersihannya, sama jangan menumpuk barang yang tidak digunakan agar tetap nyaman untuk dihuni,” ujarnya lembut.
Ketua RW 3 Kelurahan Jagir menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan yang telah menghadirkan hunian layak bagi warganya.
Kini, di Kelurahan Jagir, berdiri 13 rumah yang tak hanya kokoh secara fisik, tetapi juga hangat oleh cinta kasih. Setiap tembok memantulkan kisah kebaikan, dan setiap ruang menjadi saksi perubahan kehidupan yang lahir dari kepedulian.
Melalui program Bebenah Rumah, Yayasan Buddha Tzu Chi Surabaya berkomitmen untuk terus menebarkan benih kebajikan. Satu rumah demi satu rumah, satu hati demi satu hati, diharapkan semakin banyak keluarga yang dapat hidup lebih layak, bahagia, dan penuh harapan.
Cinta Kasih Ada di Kelurahan Jagir
Tak hanya kunjungan biasa, cinta kasih relawan Tzu Chi Surabaya terus mengalir. Pada hari berikutnya, Jumat (31/11/2025), sebanyak delapan relawan kembali turun ke lapangan untuk melaksanakan kegiatan serah terima rumah dan pemberian celengan bambu kepada para penerima bantuan program Bebenah Kampung yang rumahnya telah selesai direnovasi.
Penandatanganan serah terima dan pemberian celengan bambu berlangsung penuh sukacita, disambut dengan senyum hangat para penerima manfaat.
Relawan dibagi menjadi dua tim dan bergerak secara door to door menuju rumah para penerima bantuan. Total terdapat 16 keluarga yang dikunjungi. Dalam kegiatan ini, relawan turut didampingi kontraktor untuk melakukan penandatanganan serah terima rumah. Meski cuaca terik, semangat para relawan tidak surut untuk menebarkan cinta kasih dan kebahagiaan.
Salah satu relawan, Tan Junita, dengan penuh semangat menyusuri gang-gang sempit menggunakan sepeda motor agar dapat menjangkau rumah-rumah warga. Ia mengunjungi Tri Ambarini, warga Jagir Sidomukti, yang menjadi salah satu penerima bantuan. Tri mengungkapkan rasa syukur atas renovasi rumahnya yang kini jauh lebih nyaman dan tertata.
Cinta kasih terus mengalir dari penerima bantuan yang kini siap menjadi pemberi, dimulai dari celengan bambu dan senyum welas asih untuk membantu sesama.
Dalam kunjungan tersebut, Tan Junita juga memberikan celengan bambu kepada setiap penerima bantuan sebagai simbol pelestarian semangat berbagi.
“Karena tidak selamanya tangan kita berada di bawah. Saatnya kita bisa saling membantu orang lain lewat celengan ini. Semoga celengan ini meneruskan cinta kasih yang berawal dari Tzu Chi, dari Ibu, lalu mengalir ke orang lain yang membutuhkan,” ujarnya penuh welas asih.
Pesan itu sejalan dengan perenungan Master Cheng Yen yang selalu menjadi pedoman bagi para relawan, “kewajiban kita dalam kehidupan adalah melakukan hal yang bermanfaat bagi orang banyak.”
Melalui kegiatan ini, relawan berharap semangat berbagi tidak berhenti pada penerima bantuan, tetapi terus mengalir dan menumbuhkan kebajikan di tengah masyarakat.
Editor: Metta Wulandari