Saling Mengenal Seni dan Budaya

Jurnalis : Juliana Santy, Fotografer : Juliana Santy

fotoMurid-murid sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng menyambut dengan hangat kehadiran anak-anak Amitofo Care Centre, Malawi, Afrika Selatan.

 

Senin 22 Agustus 2011, Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng mendapatkan sebuah kunjungan spesial dari anak-anak yang berasal dari Amitofo Care Centre. Malawi, Afrika Selatan. Mereka disambut hangat oleh murid-murid Sekolah Cinta Kasih.  Setibanya di Aula Sekolah Lantai 2, mereka diajak melihat sejarah berdirinya Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi melalui sebuah video Kali Angke yang kekal.

 

 

Setelah itu Direktur Sekolah Cinta Kasih memberikan kata sambutan kepada anak-anak dari Amitofo Care Centre.

Setelah itu, 27 anak-anak diajak untuk mengenal budaya humanis Tzu Chi, yaitu menyajikan teh, merangkai bunga, dan isyarat tangan. Mereka juga ikut mempraktikkan bagaimana cara dan tata krama dalam menyajikan teh. Setelah itu mereka pun menuju lapangan indoor Sekolah Tzu Chi yang telah ramai oleh siswa-siswi dan guru Sekolah Cinta Kasih yang menyambut mereka. Di sini anak-anak Amitofo Care Centre menghibur setiap orang yang hadir dengan menyanyikan beberapa lagu. Mereka juga memeragakan kemahiran mereka dalam beladiri kungfu dengan sangat lincah dan gagah.

Usai mengunjungi Sekolah Cinta Kasih, mereka juga mengunjungi Sekolah Tzu Chi Indonesia, Pantai Indah Kapuk. Di sana mereka juga menampilkan keindahan suara mereka kepada murid-murid  Sekolah Tzu Chi Indonesia. Seusai itu mereka pun melihat-lihat perpustakaan sekolah dan disana mereka juga melakukan tanya jawab mengenai Sekolah Tzu Chi Indonesia ini.

foto  foto

Keterangan :

  • Seorang guru Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi mendampingi anak-anak mencuci tangan sebelum mengenalkan mereka tentang budaya humanis Tzu Chi, yaitu menyeduh teh, merangkai bunga, dan isyarat tangan. (kiri)
  • Walaupun mereka berasal dari Benua Afrika, para relawan berinteraksi menggunakan bahasa Mandarin karena anak-anak tersebut juga menguasai bahasa Mandarin.(kanan)

Rosmeri dari Amitofo Care Centre mengatakan bahwa tujuan anak-anak Amitofo Care Centre datang ke Jakarta yaitu untuk memperkenalkan seni budaya dan seni tari dari Negara Malawi, selain itu juga agar mereka dapat mengenal budaya dan seni yang ada di Indonesia. Kunjungan di kedua Sekolah Tzu Chi ini dilakukan agar mereka dapat mengetahui bagaimana suasana sekolah di Indonesia. Patima Kasimu (13) merasa senang dapat berkunjung. “Di Malawi tidak ada sekolah,” ucapnya dengan raut wajah yang tersipu malu. Saat ditanya apakah ia mau berkunjung lagi ke Indonesia, ia pun menjawab “yao..” yang berarti mau.

foto  foto

Keterangan :

  • Anak-anak Amitofo Care Centre juga menghibur murid-murid sekolah Cinta Kasih Tzu Chi dengan menyanyikan beberapa lagu, diantaranya "Gan En De Xin". (kiri)
  • Mereka juga menunjukkan kepiawaian dan kecekatan mereka dalam seni bela diri Kungfu Shaolin.(kanan)

Dua hari sebelumnya, tepatnya tanggal 20 Agustus 2011, sahabat kecil dari Amitofo Care Centre ini tampil dalam pertunjukkan “African Kids In Action” di Kemayoran, Jakarta. Anak-anak asal Afrika ini menunjukkan kebolehannya dalam menari dan bernyanyi, serta seni bela diri Kungfu Shaolin.

Walaupun mereka berasal dari Afrika Selatan, namun mereka dapat dengan lancar berbicara bahasa Mandarin. Mereka mendapatkan pendidikan yang baik di Panti Asuhan Amitofo Care Centre di Malawi, Afrika Selatan  yang menjadi asuhan YM Biksu Hui Li. Jalinan jodoh anak-anak ini dengannya bermula ketika tahun 1992, YM Biksu Hui Li berkunjung ke Afrika dan melihat banyaknya penderita AIDS dan anak-anak yatim piatu yang juga menderita berbagai jenis penyakit. Keadaan itu membuatnya bertekad pada dirinya untuk membantu meringankan penderitaan di Afrika dengan Buddha Dharma. Tekadnya dimulai dengan membangun Wihara Nan Hua (Wihara Buddhis Mahayana pertama di Afrika Selatan) dan  membangun Panti Asuhan Amitofo Care Center di Malawi, Afrika Selatan. Dengan panti asuhan tersebut beliau mulai memberikan pendidikan dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di sana. Organisasi yang didirikannya ini juga bertujuan untuk mendidik anak yatim piatu sehingga memiliki mental yang sehat, kondisi dan spiritual yang seimbang serta mandiri.

  
 

Artikel Terkait

Dokter yang Berbudaya Humanis

Dokter yang Berbudaya Humanis

29 November 2010
Delapan tahun silam, tepatnya tanggal 10 November 2002, diresmikanlah sebuah organisasi yang mengumpulkan para dokter dari berbagai spesialisasi di dalamnya. Tzu Chi International Medical Association yang kemudian dikenal dengan singkatan TIMA Indonesia mulai dibentuk saat itu. 
Suara Kasih : Menyucikan Hati

Suara Kasih : Menyucikan Hati

21 Desember 2010 Pada saat Pemberkatan Akhir Tahun setiap tahunnya, tim isyarat tangan akan mementaskan pertunjukan isyarat tangan untuk memberi tahu setiap orang bahwa kehidupan kita sekarang sama dengan apa yang pernah dikatakan Buddha. Buddha adalah Yang Maha Sadar di alam semesta.
Cerita Yola, Anak yang Berbakti

Cerita Yola, Anak yang Berbakti

16 April 2018
Relawan Tzu Chi Pekanbaru mengunjungi rumah Yola Mutia Sari (17), salah satu penerima bantuan Tzu Chi di bidang pendidikan, kemarin, Minggu pagi 15 April 2018. Saat para relawan Tzu Chi datang, Yola dan ibunya, Yuli Andriati menyambut dengan penuh kegembiraan. 
Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -