Suara Kasih: Makna Hari Cengbeng

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
.
 

Judul Asli:

 

 Merayakan Hari Cengbeng untuk Mengenang Kebajikan Para Leluhur

      

Merayakan Hari Cengbeng untuk mengenang kebajikan para leluhur
Berhati-hati dengan segala sesuatu yang bisa menimbulkan kebakaran
Mewujudkan rasa bakti dengan menghargai kehidupan
Meningkatkan kembali moralitas masyarakat dan mensosialisasikan daur ulang

Untuk membuat kertas sembahyang, pohon harus ditebang. Penebangan pohon akan menyebabkan tanah longsor saat turun hujan. Jika demikian, kita akan dilanda bencana. Lebih baik kita berbuat kebajikan untuk melimpahkan jasa kepada leluhur kita. Tanggal 4 April adalah Hari Cengbeng, yang jatuh pada tanggal 3 bulan 3 penanggalan Imlek. Perayaan itu disebut dengan Hari Raya Shangsi.

Tahun ini, Hari Cengbeng jatuh pada tanggal 4 April, yaitu bersamaan dengan Hari Anak di Taiwan. Tak peduli Hari Raya Shangsi ataupun Hari Cengbeng, yang terpenting adalah kita harus mengerti untuk mengenang kebajikan leluhur. Dengan memiliki hati yang demikian, barulah moralitas masyarakat akan kembali meningkat.

Kita harus senantiasa bersyukur kepada leluhur kita. Kita harus senantiasa mengenang kebajikan leluhur dan orang tua kita. Kita harus senantiasa bersyukur. Berbakti adalah pangkal dari segala kebajikan. Ketahuilah bahwa tubuh kita ini adalah pemberian orang tua. Karenanya, kita harus senantiasa menjaga tubuh ini dengan sebaik mungkin.

Zengzi adalah murid Konfusius yang paling berbakti. Zengzi sangat berbakti karena bisa menjaga tubuh yang diberikan oleh orang tuanya dengan baik. Selain menjaga tubuhnya, Zengzi juga menunjukkan rasa baktinya dengan menjaga budi pekerti sebaik mungkin. Dia menjaga budi pekertinya dengan baik demi membangun karakter yang sempurna. Kita harus tahu bahwa orang zaman dahulu mengenang kebajikan leluhur dengan menjaga fisik dan batin dengan baik. Banyak orang masa kini yang tidak bisa menyayangi dirinya sendiri. Mereka sering melakukan hal yang dapat merugikan diri sendiri dan melukai orang lain. Inilah sikap tidak berbakti dan tidak patuh sehingga menimbulkan gejolak bagi masyarakat, melukai orang lain, dan melukai diri sendiri. Saat melukai orang lain dan diri sendiri, berarti kita tidak berbakti.

Konfusius berkata bahwa hal paling dikhawatirkan oleh orang tua adalah saat kita mengalami penderitaan fisik dan batin. Jika membuat orang tua khawatir, berarti kita tidak berbakti. Terlebih lagi, saat kita melukai diri sendiri, maka orang tua akan merasa sangat terluka. Yang disebut pembunuhan bukan hanya membunuh orang lain, bunuh diri pun disebut pembunuhan karena kita sendiri juga adalah manusia. Jadi, tak peduli membunuh diri sendiri ataupun membunuh orang lain, semuanya akan melukai orang tua kita.

Kita harus memahami bahwa sikap bakti membuat moralitas masyarakat kembali meningkat. Kita harus meningkatkan moralitas kita. Janganlah membiarkan moralitas kita semakin merosot. Singkat kata, kita harus memahami makna Cengbeng yang sesungguhnya. Makna Hari Cengbeng yang sesungguhnya adalah kita harus memiliki hati yang murni dan kebijaksanaan yang cemerlang. Kita dapat membawa anak cucu kita berziarah ke makam leluhur dan berbagi dengan mereka mengenai kebajikan leluhur agar anak cucu kita senantiasa mengingatnya. Inilah semangat yang harus kita miliki untuk mengenang kebajikan para leluhur. Hal ini sangatlah baik.

Akan tetapi, orang masa kini masih sama seperti orang zaman dahulu yang selalu membakar kertas sembahyang dan melepaskan petasan saat Hari Cengbeng sehingga menciptakan banyak polusi. Sesungguhnya, kita tak perlu membakar kertas sembahyang. Yang perlu kita lakukan adalah membersihkan makam. Contohnya Relawan Li yang membersihkan makam ibunya setiap hari. Meski terjadi angin ribut maupun turun hujan deras, setiap hari Relawan Li membersihkan makam ibunya. Inilah cara yang terbaik. Jika lokasi permakaman terlalu jauh, setidaknya kita membersihkannya sebanyak beberapa kali dalam setahun untuk mengenang leluhur kita. Kita juga bisa melakukannya setahun sekali.

Pada saat Hari Cengbeng,kita cukup membersihkan makam leluhur tanpa harus membakar kertas sembahyang di sana. Jadi, kita harus menggunakan kebijaksanaan. ”Dahulu saya selalu membakar kertas sembahyang. Master mengimbau kita agar jangan membakar kertas sembahyang. Saya sudah tidak membakar kertas sembahyang sejak tiga tahun yang lalu. Kini saya bersembahyang dengan memberi persembahan berupa uang tunai. Selesai bersembahyang, saya akan mendonasikan uang itu,” ucap seorang relawan.

Kita harus memiliki keyakinan yang benar. Janganlah kita membakar kertas sembahyang. Kita bisa mendonasikan uang untuk membeli kertas sembahyang guna menolong orang yang menderita. Inilah yang disebut pahala. Selain itu, kita harus melakukannya tanpa ada kemelekatan dan rasa takut. Inilah makna Cengbeng yang sesungguhnya. Makna Cengbeng yang sesungguhnya adalah memiliki hati yang murni dan kebijaksanaan yang cemerlang dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, janganlah kita membakar kertas sembahyang, bermain petasan, atau melepaskan kembang api karena ini semua akan memengaruhi kondisi iklim.

Kita juga dapat melihat relawan daur ulang yang sangat giat dan bersemangat. Setiap hari saat hari masih gelap, dia sudah pergi ke pemakaman untuk melihat apakah ada barang daur ulang yang bisa dikumpulkan. Banyak orang yang membuang botol dan kaleng sembarangan sehingga mencemari pemakaman. Setiap pagi, meski turun hujan deras, dia tetap pergi ke pemakaman. Saat pukul 5 subuh, dia sudah berangkat dari rumah. Saya sungguh tersentuh melihatnya.

Relawan tersebut berkata, “Saya tetap datang meski terjadi badai topan maupun selama Tahun Baru Imlek. Saya tidak merayakan Tahun Baru. Sangat kotor. Saya memungut banyak botol plastik di selokan. Lelah sedikit tidak apa-apa. Inilah kehidupan. Jika hanya berbicara tanpa mempraktikkannya, berarti saya melewati sehari tanpa makna. Dengan kegiatan daur ulang, saya bisa memberi manfaat kepada masyarakat dan mengurangi pencemaran. Setelah botol plastik dikumpulkan, lokasi pemakaman ini menjadi lebih bersih. Pendapatan dari hasil daur ulang bisa digunakan untuk membantu orang lain. Saya merasa sangat gembira.”

Kini pelestarian lingkungan telah menjadi isu global. Pelestarian lingkungan hendaknya dimulai dari kehidupan sehari-hari. Semoga setiap orang bisa lebih bersungguh hati. Tanggal 4 April adalah Hari Cengbeng. Semoga setiap orang bisa membersihkan noda batin serta menumbuhkan kebijaksanaan yang jernih dan murni. Kini adalah saatnya bagi kita untuk sadar.

Lihatlah kondisi iklim masa kini yang sangat ekstrem. Contohnya Inggris. Minggu lalu, suhu udara di Skotlandia mencapai 23 derajat Celsius. Seminggu kemudian, suhu udara berubah menjadi di bawah nol derajat Celsius. Selain itu juga terjadi angin ribut dan badai salju. Kondisi iklim masa sekarang sungguh ekstrem. Saya sungguh khawatir melihatnya. Kondisi iklim yang ekstrem merupakan bentuk reaksi alam terhadap manusia. Ini semua akibat berbagai pencemaran yang diciptakan oleh manusia. Karena itu, kita sungguh harus mawas diri dan berhati tulus.

Setiap hari, kita harus menjalani hidup dengan penuh kebijaksanaan. Kita harus menjaga dan menyayangi diri sendiri. Ini cara kita berbakti kepada orang tua. Orang yang berbakti kepada orang tua adalah orang yang telah membangkitkan kebajikan dan memiliki moralitas yang tinggi.

Singkat kata, tidaklah sulit untuk menjadi orang yang baik asalkan kita memiliki rasa bakti dan bajik. Berbakti dan berbuat kebajikan adalah dua hal yang tidak bisa ditunda. Dalam kehidupan sehari-hari, jika setiap orang bisa hidup sesuai prinsip ini, saya yakin bencana di dunia akan berkurang. Diterjemahkan oleh: Laurencia Lou.

 

 
 

Artikel Terkait

Jalinan Kasih Antarsesama Membawa Kebaikan

Jalinan Kasih Antarsesama Membawa Kebaikan

20 Januari 2016
Pemberkahan akhir tahun 2015 yang diselenggarakan oleh Tzu Chi kantor perwakilan Bandung dengan tema “Jalan Cinta Kasih Universal Membentang Luas ke Seluruh Dunia, Jalinan Kasih Sayang Terus Bertahan untuk Selamanya.” Acara ini dihadiri oleh 864 orang yang terdiri dari tamu undangan, donatur, tim medis Tzu Chi, dan relawan Tzu Chi dari berbagai daerah Jawa Barat.

"Membangun Kebersamaan"

27 April 2012 Hari ini merupakan hari yang sangat spesial dan hari yang telah ditunggu oleh para relawan Tzu Chi, khususnya di wilayah Hu Ai Angke karena Gathering Hu Ai Angke diadakan yang pertama di tahun 2012. Gathering kali ini memilih lokasi di Depo Pelestarian Lingkungan Muara Karang, Jakarta.
Konsistensi Hari Jumat Berbagi di Bandung

Konsistensi Hari Jumat Berbagi di Bandung

16 Oktober 2018

Menyosialisasikan tentang keberadaan Tzu Chi kepada masyarakat dapat dilakukan dengan banyak hal. Salah satunya dengan membagikan brosur kepada para pengguna kendaraan bermotor yang mengisi bahan bakar di SPBU Panghegar.

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -