Suara Kasih: Melenyapkan Noda Batin

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

Judul Asli:

 

Melenyapkan Noda Batin dengan Kebijaksanaan Agung

 

Kegelapan batin menutupi hakikat kebuddhaan
Menyerap Dharma ke dalam hati dan melenyapkan noda batin
Menyelami Dharma dengan hati penuh ketulusan
Gema doa dapat terdengar oleh para Buddha

Dalam kehidupan ini, kita tak bisa menghentikan waktu dan ketidakkekalan. Tetapi, dalam kehidupan ini ada 2 hal yang bisa kita kendalikan. Apakah itu? Nilai dan makna dari kehidupan. Seiring perputaran bumi yang tanpa henti, insan Tzu Chi di seluruh dunia juga sibuk bersumbangsih bagi dunia. Mereka berbagi bahwa mereka menyadari berkah setelah melihat penderitaan. Mereka mengatasi berbagai rintangan demi menjalankan misi Tzu Chi. Setiap hari saya menonton berita di Da Ai TV. Saya selalu menyimak beritanya bagai sedang mendengar Sutra.

Insan Tzu Chi bekerja demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Kalian membantu saya mencapai misi Kalian membantu saya mencapai misi demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk, tetapi kalian malah mengabaikan diri sendiri. Meski telah menjalankan misi, namun apakah kalian sudah mengamati hakikat diri? Apakah kalian sudah memahami kebenaran yang diajarkan oleh Buddha? Buddha menyadari segala prinsip kebenaran di alam semesta. Saat tersadarkan, Beliau menjadi mampu membuka hati dan memahami alam semesta ini. Alam semesta ini bagaikan laut yang luas. Buddha telah membuka hati dan mencapai pencerahan. Kesadaran Buddha sangatlah luas. Kita pun harus membangkitkan hakikat sejati kita. Kita harus menjaga kemurnian hati dan mengamati hakikat diri agar dapat melenyapkan segala noda batin.

 

Di dalam hati setiap orang terdapat noda batin. Noda batin ini semakin tebal karena kita terus terbelenggu keinginan duniawi. Api kebencian dapat melenyapkan semua pahala. Meski telah membangkitkan niat baik dan banyak berbuat bajik, tetapi api kebencian dapat membuyarkan tekad dan membakar seluruh hutan bodhi. Akibatnya, batin kita menjadi tandus. Ketika angin kegelapan batin bertiup, maka akan terjadi badai pasir. Jadi, api kebencian tak hanya melukai orang lain, namun juga dapat melukai diri sendiri. Dari mana kebencian berasal? Dari ketamakan.

Kini banyak orang yang kesulitan menjalani pola hidup vegetarian. Banyak orang berkata bahwa hal tersulit adalah mengubah pola makan. Kedengarannya sangat sulit. Mendengar hal itu, saya pun berpikir, “Benarkah sesulit itu?” Di sisi lain, saya juga berpikir, “Mengapa saya begitu tidak berguna?”Selama bertahun-tahun saya berbicara tentang menghormati kehidupan dan setiap makhluk memiliki benih kebuddhaan. Tetapi, mengapa tidak ada orang yang mendengar perkataan saya? Perkataan saya sungguh tidak membawa pengaruh. Karena itu, saya mengumpamakan diri saya bagai seekor semut kecil di kaki Gunung Sumeru.

Saya sungguh berharap setiap orang dapat hidup dengan bijaksana. Pada zaman penuh kegelapan batin ini, apa yang kita perlukan? Kita memerlukan kebijaksanaan yang agung. Pada zaman penuh kekacauan ini, kita harus bertobat. Hukum karma berlaku bagi setiap orang, tidak ada orang yang dapat mewakili kita menerima buah karma. Bahkan Buddha juga tak dapat mewakili kita. Perbuatan setiap orang menciptakan karma kolektif. Bila setiap orang menciptakan karma buruk, maka akan mendatangkan bencana besar. Namun, bila setiap orang menciptakan karma baik, maka dunia akan damai dan bebas dari bencana. Bila banyak orang memiliki hati yang damai, maka dunia akan aman dan tenteram. Bodhisatwa sekalian, apa yang harus saya lakukan agar kalian dapat hidup tenteram? Apa yang harus saya lakukan agar bumi ini dapat selamat?

Di Taiwan, jalinan jodoh untuk mengadakan pementasan adaptasi Sutra sudah matang karena Taiwan memiliki banyak relawan Tzu Chi. Selama lebih dari 40 tahun ini, setiap insan Tzu Chi tak peduli berapa usianya atau berapa lama menjadi relawan, memiliki kesatuan hati untuk menjalankan Empat Misi Tzu Chi dan Delapan Jejak Dharma. Tetapi, satu hal yang kurang adalah kalian tidak menyerap Dharma ke dalam hati Kalian masih memiliki tabiat buruk. Bagaimana agar kita dapat melenyapkan noda batin dan mengubah kebiasaan buruk? Semoga kalian dapat memahami Jalan Agung dan menyerap Dharma untuk memperoleh kebijaksanaan seluas samudra.

Kita juga harus berlindung kepada Sangha untuk membimbing semua orang. Saudara sekalian, apa yang harus kita lakukan agar dapat membimbing semua orang secara fisik dan batin? Kita harus menyerap Dharma ke dalam hati dan memahami Jalan Agung, barulah dapat membimbing orang untuk berjalan di arah yang benar. Tentu saja, kita juga membutuhkan Da Ai TV. Setiap hari Da Ai TV menyiarkan kegigihan setiap relawan dalam mempraktikkan pertobatan dan mempersiapkan pementasan kali ini. Di samping itu, ada pula kisah pertobatan para relawan. Kali ini, kita harus melakukan pementasan dengan baik dan indah agar orang-orang di seluruh dunia dapat mengetahui tentang ajaran Buddha. Karena itu, untuk pementasan kali ini, setiap orang harus menyelami Dharma dan menampilkan hati yang paling tulus.

Setiap lirik lagu adalah Dharma. Kita harus menyanyikan pemahaman kita dengan suara keras agar seluruh alam semesta dapat mendengar suara kita. Saya sering berkata bahwa gema doa dapat menjangkau para Buddha, Bodhisatwa, dan Makhluk Pelindung Dharma. Ini semua tergantung pada niat kita. Sebersit niat dapat “menggerakkan” bumi ini. Gema doa dapat membawa pengaruh besar. Singkat kata, semoga pada kali ini setiap orang dapat membangkitkan ketulusannya. Meski kita adalah semut kecil di kaki Gunung Sumeru,tetapi kekuatan kita yang kecil juga dapat membawa pengaruh. Dengan menghimpun kekuatan yang kecil, kita dapat menggerakkan seluruh Gunung Sumeru.

 
 

Artikel Terkait

Berkah yang Terus Ada di Montong

Berkah yang Terus Ada di Montong

03 Agustus 2018
Pada Rabu, 1 Agustus 2018, TTD Tzu Chi Indonesia yang memberikan bantuan untuk korban gempa Lombok juga mengunjungi rumah-rumah yang pernah dibangun Tzu Chi di Dusun Montong, Desa Jenggala, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, NTB untuk melihat perkembangannya.
Belajar dan Mempraktikkan Budaya Humanis Tzu Chi

Belajar dan Mempraktikkan Budaya Humanis Tzu Chi

10 Februari 2020

Meski hari hujan anak asuh dan relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Pusat tetap hadir mengikuti Gathering Anak Asuh He Qi Pusat (02/02/2020), dengan tema Budaya Humanis Tzu Chi, seperti cara duduk dan berdiri yang baik, berbicara, dan berinteraksi dengan penerima bantuan.

Pelipur Lara untuk Warga Korban Kebakaran di Taman Sari

Pelipur Lara untuk Warga Korban Kebakaran di Taman Sari

10 Februari 2020

Di tengah pilu yang dirasakan Ibu Nung dan warga lainnya yang mengalami cobaan ini, pelipur lara datang dari relawan Tzu Chi. Hari ini, Senin 10 Februari 2020, relawan mendistribusikan 75 paket bantuan. Paket bantuan berisi terpal, ember, air mineral, lalu ada satu kontainer yang berisi selimut, handuk, sarung, sandal, pakaian layak pakai, tempat makan, dan perlengkapan mandi.

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -