Suara Kasih : Melenyapkan Rasa Benci

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Membimbing dengan Cinta  Kasih
demi Melenyapkan Rasa Benci
 

Bencana alam menghancurkan tempat tinggal
Mempertahankan dan mewujudkan niat baik
Mengatasi rasa benci dengan cinta kasih
Menghimpun niat baik untuk melenyapkan bencana

Saya sangat bersimpati kepada semua korban bencana di Jepang. Saya ingin menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya bagi kalian. Seluruh warga Malaysia berdoa untuk kalian. Mari bangkitkan niat baik dan berbuat kebajikan untuk mengantarkan cinta kasih kita ke Jepang.

Setiap hari kita harus berdoa dengan hati yang tulus agar dunia bebas dari bencana. Semoga kita dapat mempertahankan niat baik untuk melindungi bumi. Untuk itu, kita harus memiliki hati yang tulus dan penuh dengan kebajikan. Saya sering berkata bahwa satu kebajikan dapat melenyapkan ribuan bencana. Satu kebajikan yang dimaksud bukan berarti dengan melakukan satu hal baik, maka seluruh bencana akan lenyap. Tidak cukup jika hanya satu orang, melainkan setiap orang harus berbuat baik. Dengan menghimpun niat baik dari banyak orang, barulah aliran jernih ini dapat sungguh-sungguh mengurangi bencana di dunia. Karena itu, kita harus berikrar luhur dan mempertahankan tekad berbuat baik. Kita juga harus mengimbau setiap orang untuk bersama-sama berbuat baik.

Jika setiap orang melakukan hal baik, maka kita dapat menciptakan dan menghimpun berkah, serta mengurangi bencana di dunia. Inilah yang harus kita doakan setiap hari agar dapat menyembuhkan bumi. Kondisi bumi sekarang sangat tidak aman. Baik dalam maupun dangkal, lempeng tektonik terus mengalami pergeseran sehingga mengakibatkan terjadinya gempa bumi. Saya melihat siaran Da Ai TV melaporkan bahwa korban bencana di Jepang telah bertambah hingga lebih dari 10.000 orang.

Warga Jepang biasanya menggunakan cara kremasi, namun akibat keterbatasan bahan bakar dan listrik, kremasi pun tak dapat dilakukan. Karena itu, para korban dikebumikan secara massal. Saya sungguh sedih melihatnya. Yang lebih mengkhawatirkan adalah pada daerah sekitar PLTN di Fukushima telah terdeteksi adanya radiasi plutonium. Semua tanah dan air yang terkontaminasi oleh plutonium tidak dapat lagi digunakan untuk bercocok tanam.

Para Bodhisatwa sekalian, kita sungguh harus senantiasa berdoa dengan hati yang tulus. Belakangan ini sering terjadi bencana banjir dan tornado. Namun, bencana tersebut kurang mendapat sorotan karena media tertuju pada bencana di Jepang. Sesungguhnya, sejak awal bulan Maret, 8 wilayah di Amerika Serikat dilanda tornado dan hujan lebat. Lihatlah, tornado datang tanpa diduga. Ada korban bencana yang berkata bahwa rumahnya baru selesai dibangun dan belum ditempati, namun kini telah rusak akibat tornado.

Bayangkanlah, ketidakkekalan dapat terjadi dalam waktu sekejap dan banyak orang tidak siap menghadapinya. Insan Tzu Chi pun segera bergerak untuk menyurvei lokasi bencana.

Pada tanggal 2 April, mereka akan mengadakan penyaluran bantuan. Sesungguhnya, selain membantu korban bencana setempat, insan Tzu Chi Amerika Serikat juga menggalang cinta kasih dan dana bagi korban bencana di Jepang. Selain itu, New Jersey juga dilanda hujan badai pada awal bulan Maret. Akibat salju dan curah hujan yang tinggi, banyak rumah warga yang terendam banjir. Saya sungguh sedih melihatnya. Saat genangan air telah mulai surut, insan Tzu Chi segera bergerak untuk menyalurkan bantuan.

Dengan berziarah ke makam, kita dapat mendidik anak cucu. Berziarah pada Hari Cengbeng setiap tahunnya merupakan cara untuk mendidik anak cucu. Inilah hari untuk mengajarkan tentang bakti. Inilah makna Hari Cengbeng. Namun, saat berziarah, kita harus hati-hati saat menyalakan lilin dan dupa. Yang terpenting adalah ketulusan. Janganlah kita terus menciptakan emisi karbon karena akan berdampak buruk bagi tubuh manusia dan bumi ini.

Kita harus tahu bahwa makna dari Hari Cengbeng adalah untuk mengenang kebajikan leluhur. Selain itu, kita juga harus berintrospeksi. Kita harus mewariskan kebijaksanaan dan kebajikan kepada anak cucu agar mereka tidak melupakan asal mula mereka. Inilah yang terpenting. Namun, kita juga harus mengubah sedikit tradisi kita dengan menunjukkan rasa syukur dan hormat kepada mereka setiap hari. Abu jenazah tak harus disimpan dalam rumah abu, dapat juga disimpan di rumah. Mengebumikan jenazah adalah tradisi orang zaman dahulu. Namun, jika orang tua dapat merasakan cinta kasih dari anak cucunya selagi hidup, maka inilah bakti yang sesungguhnya. Setelah mereka meninggal, kita dapat mengkremasi mereka dan menyimpan abu mereka di rumah sehingga di mana pun kita berada, kita tetap dapat menghormati mereka. Inilah persembahan terbaik bagi mereka.

Kita juga dapat melihat warga Tionghoa di Kanada yang juga sangat berbakti. Selama belasan tahun, pada hari raya ini setiap tahunnya, mereka akan berkumpul bersama di Aula Jing Si Kanada untuk berdoa bagi para leluhur, membangun ikrar luhur, dan berdoa bagi dunia. Inilah kegiatan yang paling bijaksana. Baiklah, manusia harus memiliki ketulusan. Sikap bakti adalah akar dari segala kebajikan. Kita harus senantiasa berbuat bajik dan berbakti kepada orang tua.

Insan Tzu Chi senantiasa bekerja dengan tulus dan berbagi ajaran Buddha dengan orang lain. Apa pun keyakinan dan ras mereka, kita hanya ingin membangkitkan cinta kasih yang paling tulus. Kita harus menyebarkan benih cinta kasih di seluruh dunia dan di hati setiap orang agar hati setiap orang dipenuhi cinta kasih dan rasa syukur. Apa pun keyakinan mereka, kita berharap mereka dapat berdoa dengan tulus semoga bencana di dunia dapat berkurang. Setiap orang harus mempertahankan niat baik dan tak hanya membangkitkannya sesaat saja. Kita harus mempertahankan cinta kasih tanpa pamrih dalam hati.
Kini adalah saatnya bagi setiap orang untuk bertobat. Diterjemahkan oleh: Lena

 
 

Artikel Terkait

Ladang Cinta Kasih yang Subur

Ladang Cinta Kasih yang Subur

13 Maret 2015 Selain mengajak untuk bersumbangsih membantu sesama,  Tzu Chi juga memberikan perhatian kepada anak-anak dengan menanamkan jiwa bersumbangsih pada diri anak-anak. Maka dari itu, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah untuk mengajak bersama-sama bersumbangsih setiap hari berbuat kebajikan melalui celengan bambu.
“Selamat Hari Ibu”

“Selamat Hari Ibu”

20 Desember 2013 Murid Sekolah Tzu Chi Indonesia beserta anaknya merayakan Hari Ibu.  Perayaan yang berlangsung di Aula sekolah lantai 5 ini memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk menyampaikan rasa syukur (terima kasih), hormat, dan cinta mereka terhadap orang tua.
Bersama-sama Melatih Diri untuk Menebar Kebajikan

Bersama-sama Melatih Diri untuk Menebar Kebajikan

16 Maret 2018
Sebanyak 269 relawan Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia menyatukan hati mengikuti Kamp Pelatihan Relawan Calon Komite 2018 sebagai penguat tekad bagi para relawan untuk terus bergerak dalam menebarkan cinta kasih dan saling bahu membahu dalam mewujudkannya pada 9-11 Maret 2018.
Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -