Suara Kasih: Mengenang Perjalanan Tzu Chi

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

 

Mengenang Perjalanan Tzu Chi

 

Mengenang wabah SARS sebagai peringatan bagi diri sendiri
Menyelaraskan hati dan menjalin jodoh baik
Menyalurkan bantuan bagi korban bencana banjir besar di Tiongkok
Membangun rumah dan sekolah bagi warga tak mampu

Setiap hari kita selalu berdoa berharap dunia ini selamanya terhindar dari bencana. Untuk itu, kita harus terlebih dahulu menyelaraskan hati sendiri. Dengan melenyapkan ketamakan, kebencian, dan kebodohan di dalam diri serta menghindari pertikaian dan perbuatan yang dapat merugikan sesama, maka dunia akan damai dan bebas bencana. Di dalam doa sehari-hari, kita harus mengingatkan diri untuk senantiasa berintrospeksi diri, masing-masing menjaga keselarasan hati, dan hidup rukun dengan sesama agar iklim dapat terkendali.

Lihatlah sekarang, begitu banyak bencana alam. Kapankah dunia akan aman dan damai? Sungguh, kita harus selalu meningkatkan kewaspadaan. Tanggal 8 Juni merupakan hari penting dalam sejarah Tzu Chi. Apakah kalian ingat SARS yang mewabah tahun 2003 lalu? Insan Tzu Chi di Taiwan bagian selatan segera bergerak membuat pakaian bedah, topi, untuk dibagikan ke berbagai rumah sakit. Di kantor cabang Tzu Chi di Kaohsiung, mereka membuka 6 jalur produksi dengan lebih dari 70 unit mesin jahit dan bekerja dalam 3 shift untuk memproduksi pakaian pelindung yang akan dibagikan kepada para tenaga medis dan para relawan kita. Mereka telah bekerja dengan keras berkesinambungan memproduksi pakaian dari 25 Mei sampai 8 Juni.

Waktu dilewati begitu cepat, semua kejadian itu telah berlalu 8 tahun yang lalu. Kita mungkin telah melupakannya. Namun, semua momen telah tercatat dalam sejarah Tzu Chi. Setiap hari adalah hari yang penuh makna, tak terkecuali hari ini. Kita semua masih ingat pada tahun 1991, banjir besar melanda Tiongkok. Untuk pertama kalinya, insan Tzu Chi menginjakkan kaki di Tiongkok untuk memberikan penghiburan kepada korban bencana, juga bantuan materi seperti beras, selimut, dll. Mereka juga memberikan bantuan jangka panjang.

 

Sejak Juli 1991, insan Tzu Chi terus memberikan bantuan kepada para korban bencana tersebut. Pada tanggal 8 Juni 1992, rumah permanen yang kita dirikan bagi mereka selesai dibangun. Pada hari itu juga kita menyerahkan sertifikat rumah kepada mereka. Karena pemerintah yang menyediakan tanahnya, kita pun mengajukan suatu permohonan. Pemerintah menyediakan tanah dan Tzu Chi membangun perumahan. Agar warga merasa tenang, pemerintah hendaknya menyerahkan sertifikat tanah dan Tzu Chi menyerahkan sertifikat rumah kepada mereka.

Pada hari itu, di Xinghua, kita dapat melihat lebih dari 500 keluarga menempati rumah baru mereka. Pada hari yang sama juga diadakan peletakan batu pertama untuk 8 proyek gedung sekolah. Jadi, 8 Juni adalah hari yang sangat penting bagi Tzu Chi dan warga Tiongkok. Dalam sejarah Tzu Chi, ini adalah hal yang tak terlupakan. Harap kalian semua mengetahuinya. Tahun ini adalah tahun ke-20 Tzu Chi bersumbangsih di Tiongkok. Staf Da Ai TV tengah membuat program tentang kilas baliknya dan mereka pun datang ke Xinghua.

Sesungguhnya, saya terus berpikir bahwa perekonomian Tiongkok selama 20 tahun ini terus membaik. Mungkin rumah-rumah yang kita bangun tersebut telah dibangun kembali. Namun, tak diduga, mereka tak merenovasinya dan masih tinggal di sana. Mereka merawatnya dengan sangat baik. Yang membuat saya lebih tersentuh adalah sebuah plakat yang ada di sana. Setelah menempati rumah baru, untuk menyatakan terima kasih, para warga membuat sebuah plakat. Tahun demi tahun telah berlalu, namun plakat tersebut tetap ada di tempatnya bahkan mereka membuat "rumah kecil" untuk plakat tersebut. Mereka berkata bahwa ini sebagai wujud rasa syukur mereka kepada Tzu Chi. Inilah yang dilakukan para warga dari salah satu perumahan yang kita bangun.

Saya merasa sangat senang karena meski banyak rumah baru dibangun di sana, mereka tetap tinggal di perumahan yang Tzu Chi bangun. Orang-orang tua berkata bahwa mereka tak rela meninggalkan rumah tersebut dan ingin tinggal di sana seumur hidup. Inilah laporan yang saya dengar dari reporter Da Ai TV. Awalnya saya berpikir bahwa mungkin perumahan tersebut sudah direnovasi dan tak meninggalkan jejak apapun. Tak diduga mereka masih merawatnya dengan sangat baik. Mereka masih tinggal di dalamnya dan menjaganya dengan sangat baik. Hal ini sungguh berkesan bagi saya.

Kita juga sangat senang melihat prestasi sekolah para siswa yang menerima tunjangan pendidikan dari Tzu Chi. Program bantuan pendidikan Tzu Chi telah memasuki tahun ke-14 dan telah memberi manfaat bagi lebih dari 60.000 siswa di Tiongkok. Tahun ini, saya tak ingin mereka mengadakan bazar bacang. Saya ingin mereka mengadakan acara lain, yakni menggelar sebuah jamuan makan agar semua siswa dapat saling berbagi. Mereka pun melakukannya.

Beberapa siswa naik ke atas panggung, salah satunya adalah Zhong Gang. Setelah menjalani ujian negara, ia termasuk dalam 900 siswa yang lulus dari total 100.000 siswa lebih yang mengikuti ujian di provinsinya. Lihatlah betapa hebatnya ia. Namun, hidupnya penuh perjuangan. "Sebelum saya berusia 3 tahun, ayah meninggal dunia. Ibulah yang membesarkan saya. Saat berusia 6 atau 7 tahun, ibu mendaftarkan saya di sebuah sekolah. Uang sekolah saat itu sebesar 120 RMB atau sekitar 150 ribu rupiah. Ibu tak memiliki uang sebanyak itu. Karenanya, ibu bekerja sebagai tenaga upahan dan membawa saya besertanya. Saat duduk di sekolah menengah, saya mendapat tunjangan pendidikan dari Tzu Chi. Dengan adanya bantuan dari Tzu Chi, beban ibu saya pun berkurang. Pada tahun 2007, saya berhasil masuk ke salah satu perguruan tinggi. Saat itu, ibu telah berusia 60 tahun lebih. Di tahun kedua saya kuliah, saya mendapat kabar bahwa ibu saya hilang. Sejak itu, saya selalu melewati Tahun Baru Imlek sendirian," tuturnya. Namun, meski kehilangan ibu, ia memiliki keluarga besar Tzu Chi. Para insan Tzu Chi adalah keluarganya. Ia adalah anak yang rajin. Kuliahnya kini memasuki tahun ke-4. Ia sungguh adalah siswa yang mengagumkan.

Ada juga seorang siswa yang telah lulus dan akan segera menikah. Ia berkata bahwa ia akan mengajak tunangannya untuk menjalani pelatihan komite Tzu Chi. Inilah hasil kerja keras kita selama ini. Program tunjangan pendidikan telah berjalan belasan tahun dan kini kita dapat melihat keberhasilan para siswa tersebut. Hal ini sungguh menyentuh. Sungguh banyak kisah yang menyentuh, namun tak banyak waktu untuk membagikannya. Sungguh, kalian harus terus menyaksikan Da Ai TV dan mengunjungi website Tzu Chi untuk mengetahui segala sumbangsih Tzu Chi di seluruh dunia ini. Semoga semua orang di dunia ini dapat membangkitkan cinta kasihnya dan dengan hati yang tulus berdoa bagi kedamaian dunia ini.

 
 

Artikel Terkait

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-133 di Kota Padang, Sumatera Barat

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-133 di Kota Padang, Sumatera Barat

01 September 2022
Dalam menyambut HUT Kemerdekaan Indonesia ke-77, Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan Korem 032/Wirabraja menyelenggarakan Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-133 di Kota Padang, Sumatera Barat.
Sukacita Imlek  yang Dirasakan Oma Opa Santa Anna

Sukacita Imlek yang Dirasakan Oma Opa Santa Anna

29 Januari 2019

Suara irama musik gendang barongsai menggema memenuhi ruangan. Dua pasang barongsai yang dimainkan empat relawan Tzu Chi berlenggak-lenggok mengikuti alunan musik mengitari oma-opa yang sedang duduk santai di sepanjang meja makan.

Suara Kasih : Menjalani Samadhi

Suara Kasih : Menjalani Samadhi

13 April 2011 Para Bodhisatwa sekalian, bagaimana cara kita menjalani hidup dalam samadhi pada kehidupan ini? Turut berbahagia atas kebahagiaan orang lain adalah kebahagiaan yang terbesar. Inilah kondisi batin yang paling jernih.
Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -