Tzu Chi Adakan Baksos Pengobatan Kembali di Pesantren Nurul Iman Parung, Bogor

Jurnalis : Yuliawati Yohanda, Beti Nurbaeti (He Qi Tangerang), Fotografer : James HY, Binawan T, Vivi A, Wanda P, Yuliawati (He Qi Tangerang)

Seorang dokter TIMA sedang memeriksa kondisi seorang santri cilik yang berada di Pondok Pesantren Nurul Iman Parung, Bogor. Tim medis pada baksos kesehatan ini berhasil menangani 1.000 orang santri,  terdiri dari 500 santriwan dan 500 santriwati.

Relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Tangerang bersama tim medis dari International Medical Association (TIMA) Indonesia mengadakan baksos kesehatan di Pondok pesantren Nurul Iman Parung, Bogor pada 21 Mei 2023.

Para relawan dari tim medis sudah mulai melayani para santri sejak pukul 07.00 WIB. Para relawan dan para santri Ponpes Nurul Iman juga turut membantu dan siap bertugas dalam Baksos Kesehatan di Poli Umum. 

Way Alam, relawan Tzu Chi yang menjadi koordinator kegiatan baksos kesehatan ini juga selalu berkoordinasi dengan para relawan yang bertugas dalam baksos kesehatan ini.

Kegiatan baksos kesehatan ini di awali dengan pengenalan kepada jajaran kepala pengurus pondok pesantren yang diperkenalkan oleh Dr. H. Umi Waheeda binti H.Abdurrahman, S.Psi, M.Si, selaku Pembina Yayasan Al Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School. Setelah itu, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Ayat Suci Al-Quran, shalawat, dan, peragaaan bahasa isyarat tangan Sho yu (Isyarat Tangan) yang bertemakan lagu  Satu Keluarga.

Tim medis sedang memeriksa salah satu Balita warga dari keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Iman. Para tim medis dan dokter dibantu oleh santriwan dan santriwati dalam melakukan pemeriksaan kepada para pasien.

Para santri memperagakan bahasa isyarat tangan dengan judul Satu Keluarga dengan indah dan rapi. Para santri mempersiapkan Shou Yu ini selama 1,5 bulan di sela-sela kesibukan mereka sebagai santri.

Dr. Hajah Umi Waheeda binti H. Abdurrahman, S.Psi, M.Si dalam sambutannya menceritakan awal pertemuannya dengan Master Cheng Yen (pendiri Tzu Chi) yang sangat dicintai dan dihormati oleh seluruh Insan Tzu Chi di dunia. Umi sangat bahagia dan bangga bisa berpelukan dengan Master Cheng Yen. “Beliau (Master Cheng Yen) sangat menjaga makanan yang dikonsumsi, dan menjaga kebersihan,” tutur Umi Waheeda dalam sambutannya.

Umi sangat berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia khususnya relawan He Qi Tangerang yang mau datang jauh-jauh ke Pondok Pesantran Nurul Iman, Parung, Bogor untuk melakukan baksos kesehatan.

Dalam kesempatan itu, Umi juga berharap para santriwan dan santriwati binaannya bisa mendapat beasiswa pendidikan dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. “Persaudaraan yang erat ini meskipun demikian tetap menjunjung dan menghormati, 'agamaku, agamaku, agamamu, agamamu', jadi ini adalah kerja sama antar agama, harus saling menyayangi  dan menghormati antar  suku, agama, dan ras yang berbeda-beda, karena semua orang diciptakan berbeda- beda untuk saling mengenal, menyayangi dan menghormati,” jelas Umi Waheeda. Umi Waheeda juga mengimbau kepada semua santriwan dan santriwati untuk jujur  tentang semua keluhan penyakitnya kepada tenaga medis.

Umi Waheeda berfoto bersama dengan pengurus komunitas He Qi Tangerang setelah mengalungkan nomer antrian baksos kesehatan kepada empat orang santriwan dan santriwati.

Dr. Yanto Kurniawan, MM mewakili TIMA He Qi Tangerang mengungkapkan jika sudah tiga tahun ini mereka (TIMA) menunda pelaksanaan baksos kesehatan di Pondok Pesantren Nurul Iman karena masa pandemi Covid -19.

Pada saat ini komunitas relawanan Tzu Chi dari He Qi Tangerang kembali mengadakan Baksos Kesehatan Umum yang didukung oleh 24 dokter Umum dan Spesialis, 10 perawat, dan 20 orang tenaga Farmasi (Apoteker, Asisten Apoteker).

Dr. Yanto mengimbau kepada para santriwan dan Santriwati untuk menyampaikan semua keluhan sakitnya kepada dokter yang memeriksa. Pada saat tim medis mulai melayani pemeriksaan, banyak ditemukan para santri yang mengalami penyakit Infeksi saluran Pernapasan (ISPA), iritasi kulit (Dermatitis), dan kudis (Scabies). “Merupakan kegiatan yang  baik bagi saya bisa terus bersumbangsih dan menjalin jodoh baik dengan para santri,” ujar dr. Yanto.

Relawan Tzu Chi Tangerang Jahja (PIC Alur) memberi arahan kepada para relawan dari santriwan dan santriwati yang bertugas mengatur alur baksos pengobatan agar tertib dan rapi.

Wey Alam, relawan Tzu Chi Tangerang yang menjadi koordinator baksos kesehatan ini mengungkapkan rasa senang dengan diadakannya kembali baksos kesheatan di Pesanteren Nurul Iman. Sudah kurang lebih tiga tahun sejak masa pandemik Tzu Chi membatasi kegiatan, termasuk pelaksanaan baksos kesehatan..

“Sekarang kita punya kesempatan lagi, ini sangat berarti sekali buat kita semua, apalagi para santri dan santriwati memerlukan bantuan pengobatan dan inilah ladang berkah bagi kita semua,” ujar Way Alam memotivasi.  Tim medis pada baksos pengobatan ini berhasil menangani 1.000 orang santri terdiri terdiri dari 500 santriwan dan 500 santriwati sesuai kuota yang ditentukan oleh TIMA.

Acara baksos kesehatan berlangsung di Gedung Universitas Habib Saggaf pondok pesantren Al Ashriyyah Nurul Iman, Parung Bogor. Ada seribu santriwan dan santriwati yang menjalani baksos kesehatan yang diselenggarakan oleh  Tzu Chi Tangerang.

Salah satu santri yang berobat adalah pasien cilik Lisa (3), yang menderita penyakit kulit pada bagian leher bawah. Lena Susiyanti (23) pengajar wanita (Ustazah) sekaligus pendamping Lisa mengatakan bahwa beberapa hari yang lalu Lisa mengeluh gatal dan ada ruam kemerahan. “Saya sangat bersyukur ada baksos kesehatan dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia sehingga Lisa dapat tertangani secepatnya”, ujar Lena.

Lisa sudah menjadi santriwati pondok pesantren Al-Amin sejak berumur 1,5 tahun. Kedua orang tua Lisa yang berasal dari Tegal mengamanahkan Lisa untuk menimba ilmu di pesantren Nurul Iman. “Aku diajari salat, nempel-nempel gambar, nyanyi, berhitung, dan banyak lagi”, jawab Lisa dengan polosnya.

Keseharian gadis cilik ini selalu bawah pengawasan para Ustazah, Lisa tidur bersama para ustazah sehingga keceriaan anak-anak selalu menghiasi wajahnya.  Lisa dibantu para ustazah pembimbingnya tersenyum ceria, sesekali manja tanpa lelah menunggu antrian pengobatan dengan tertib.

Keceriaan yang sama juga ditunjukkan oleh para santri yang menghibur dengan nyanyian diiringi peragaan bahasa isyarat tangan (Shou Yu) Beberapa lagu dilantunkan dengan penuh penghayatan ditemani para relawanan Tzu Chi dengan penuh keceriaan.

Lisa Salsabila (3) salah satu pasien cilik menderita penyakit kulit pada bagian leher bawah diajak bercengkrama oleh edi Sheen relawan komunitas He Qi Tangerang.  Lisa sudah menjadi santriwati pondok pesantren Al-Amin sejak berumur 1,5 tahun. Kedua orang tua Lisa yang  berasal dari Tegal mengamanahkan Lisa untuk menimba ilmu di pesantren Nurul Iman.

Romi khaikal (17) siswa salah satu santri tingkat SMA Al Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School kelas XI yang mempersembahkan bahasa isyarat tangan ShoYu mengungkapkan awal perkenalannya dengan ShoYu. “Menurut saya (shou yu) menarik karena shou yu  penuh makna. Setiap gerakannya memiliki arti,, ujar Romi. Romi dan teman-teman mempersiapkan ShoYu ini selama 1,5 bulan di sela-sela kesibukan mereka sebagai santri.

Muhammad Mudzakkir pengajar Yayasan Al Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School mengaungkapkan bahwa baksos pengobatan ini sangat sangat membantu para santriSelain itu,tu keberadaan dan kiprah Yayasan Buddha Tzu Chi membuka mata hatinya tentang toleransi, persaudaraan, dan kemanusiaan.

“Tzu Chi itu dengan segala bantuannya pada pesantren ini sangat berpengaruh terhadap pandangan saya mengenai toleransi dan keberagaman. Sifat Tzu Chi membantu orang lain tanpa memandang suku, agama, ras, dan golongan semata-mata demi kemanusiaan membuat saya tergugah. Semoga ke depannya kerja sama ini  lebih baik lagi”, ungkap warga asli Parung Bogor yang sedang menempuh Pendidikan S3 Ilmu Tafsir.     

Relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Tangerang berfoto bersama dengan para relawan santri yang sudah membantu baksos pengobatan sejak pagi hingga sore hari dengan baik dan lancar.   

Baksos pengobatan Yayasan Buddha Tzu Chi dari komunitas He Qi Tangerang ini berakhir di sore hari total ada seribu santri berhasil ditangani oleh tim medis TIMA. Para santri lainnya membantu relawanan untuk merapikan bangku-bangku dan tenda-tenda. Para relawan Tzu Chi sangat mengapresiasi keterlibatan para santri dalam mengadakan baksos kesehatan ini, mulai dari menata bangku, meja, dan tenda, serta merapikan kembali setelah baksos kesehatan erakhir.   

Mengutip kata perenungan Master Cheng Yen, “Dalam hati setiap orang terdapat aliran jernih dan lahan berkah yang menyimpan sumber mata air yang berlimpah”.

Editor: Anand Yahya

Artikel Terkait

Menjawab Penantian Junaedi

Menjawab Penantian Junaedi

01 November 2018

Tzu Chi Indonesia bekerja sama dengan TNI mengadakan baksos kesehatan ke-124 di Lombok, Nusa Tenggara barat. Baksos yang digelar di dua lokasi tersebut akan melayani operasi minor GA, kesehatan umum dan gigi.

Persiapan Baksos Kesehatan Tzu Chi di Aceh

Persiapan Baksos Kesehatan Tzu Chi di Aceh

04 Desember 2014

Mereka membutuhkan perhatian lebih, baik dari pemerintah maupun sesama insan manusia. Tzu Chi terpanggil untuk meringankan derita masyarakat Aceh pada masa itu. 

 Lebih Dekat Melayani Masyarakat

Lebih Dekat Melayani Masyarakat

18 Desember 2017
Bekerja sama dengan Badan Instalasi Strategis Nasional Kementrian Pertahanan Republik Indonesia (Bainstranas Kemhan), Tzu Chi Indonesia menggelar baksos kesehatan umum dan gigi bagi masyarakat Sentul (Bogor) dan sekitarnya (17/12).
Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -