Waisak 2025: Menenangkan Hati dalam Doa Bersama Waisak
Jurnalis : Chandra Halim, Metta Sari W (He Qi Tangerang), Fotografer : Vivi Angel, Wanda Pratama, Ryanto Budiputra, Shellen Setiawan (He Qi Tangerang), James Yip, Mery Hasan (He Qi Barat 2), Merry Lie, Hendrik Gho (He Qi
Para relawan Tzu Chi dengan khidmat melakukan prosesi pemandian rupang Buddha dalam perayaan Waisak di The Springs Club, Gading Serpong, Tangerang.
"Menenangkan hati dan membahagiakan kedua orang tua kita, itulah berbakti."
(Kata Perenungan Master Cheng Yen)
Perayaan Waisak di The Springs Club, Gading Serpong, Kota Tangerang Selatan pada Sabtu, 17 Mei 2025 berlangsung dengan khidmat dan penuh kehangatan. Para relawan Tzu Chi dari berbagai komunitas—He Qi Tangerang, He Qi Pusat, He Qi Barat 1, He Qi Barat 2, He Qi Cikarang, He Qi Pluit, dan He Qi Angke—hadir tidak hanya sebagai peserta, tetapi juga turut serta menyiapkan segala sesuatunya dengan sepenuh hati. Acara Tri Suci Waisak dan prosesi Basuh Kaki Ibu berlangsung lancar berkat dedikasi mereka. Sebanyak 600 peserta dan 119 relawan hadir untuk memperingati tiga momen istimewa: Hari Waisak, Hari Tzu Chi Internasional, dan Hari Ibu Sedunia.
Sukandi dan Viona, relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Tangerang memandu acara sebagai MC. Ketika Lu Xiang San (Gatha Pendupaan) dilantunkan, para relawan komite membawa persembahan berupa pelita, air, dan bunga ke meja persembahan dengan khidmat. Prosesi Waisak dilanjutkan oleh para Biksu Sangha dan diikuti seluruh relawan serta umat yang hadir, kemudian diteruskan dengan doa bersama dan penghormatan kepada Buddha.

Johnny Chandrina dan para relawan turut larut dalam suasana doa bersama Waisak.

Irawati, relawan Tzu Chi Tangerang membantu peserta saat sesi pemandian rupang Buddha.
Usai prosesi, Biksuni Bhadra Sukhitta menyampaikan ceramah Waisak yang menyentuh hati. Beliau mengingatkan bahwa Pangeran Siddharta, setelah menyaksikan penderitaan karena usia tua, sakit, dan kematian, memutuskan meninggalkan istana demi mencari jalan untuk menghapus penderitaan. Di hari Waisak, Beliau mencapai pencerahan dan menemukan Jalan Mulia Berunsur Delapan: Pandangan Benar, Pikiran Benar, Ucapan Benar, Perbuatan Benar, Penghidupan Benar, Usaha Benar, Perhatian Benar, dan Konsentrasi Benar. Biksuni Bhadra Sukhitta juga menyampaikan kekagumannya kepada Master Cheng Yen dan mengutip wejangan beliau, “Jangan terlalu banyak berpikir. Lakukan apa yang kita ucapkan dan jalankan apa yang kita lakukan.”
Beliau turut mengingatkan ajaran Master Cheng Yen mengenai Zheng Nian, yaitu melatih batin agar tidak terombang-ambing oleh masa lalu maupun masa depan, dan senantiasa menjaga kejernihan hati.

Biksuni Bhadra Sukhitta menyampaikan pesan Waisak kepada seluruh peserta dengan penuh ketenangan.
Denis (30), salah satu peserta Waisak, mengungkapkan kesan mendalamnya. Ia datang bersama adik dan kekasihnya. “Ini pertama kali saya mengikuti acara Waisak yang diadakan Tzu Chi Tangerang. Saya sangat terkesan dengan musik yang dibawakan Tzu Chi dan sangat tersentuh dengan penampilan Shou Yu Tzu Chi,” tuturnya. Ia juga mengenang bahwa ia pernah bertemu kekasihnya di acara Waisak yang digelar di Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara.
Basuh Kaki Ibu
Rangkaian acara dilanjutkan dengan prosesi Basuh Kaki Ibu yang dipandu oleh Philip dan Rita. Sebanyak 16 pasang ibu dan anak mengikuti acara ini. Diawali dengan tayangan video inspiratif, acara berlanjut dengan drama, penampilan Shou Yu (isyarat tangan), dan prosesi basuh kaki. Banyak peserta yang meneteskan air mata, larut dalam haru mengenang jasa ibu sejak kecil hingga kini. Tak hanya peserta, para penonton pun ikut terharu menyaksikan prosesi penuh cinta ini.

Penampilan drama menyentuh tentang perjuangan seorang ibu dalam membesarkan anak-anaknya.
Tjoa Kornie (77) untuk pertama kalinya mengikuti acara Waisak dan Basuh Kaki. Ia sangat tersentuh, “Saya senang sekali bisa mendengar ceramah dan sangat terharu hingga menangis saat anak-anak saya membasuh kaki saya.” Ferra (49), putri Kornie, turut merasa bahagia, “Saya bersyukur bisa mengikuti acara basuh kaki di Tzu Chi. Mama setiap hari bekerja keras di Pasar Lama, papa juga, hingga kami bisa lulus kuliah. Saya harap mama sehat dan bahagia. Semoga mama juga bisa merelakan kepergian papa, karena papa kini sudah tenang di sana. Mama jangan terlalu sedih, anak-anak semua sayang sama mama.” Ia juga mengenang masa kecilnya, saat pernah membentak orang tua. “Tapi seiring bertambahnya usia dan sering mendengar ceramah, saya semakin bijak dan bisa mengendalikan diri.”

Tjoa Kornie berpelukan hangat dengan anak-anaknya usai mengikuti prosesi Basuh Kaki Ibu.
Johnny Chandrina, Ketua He Qi Tangerang, menyampaikan rasa bahagianya atas kerja sama seluruh relawan yang telah menyukseskan perayaan Tri Suci Waisak dan Basuh Kaki Ibu di The Springs Club. “Saya berharap acara basuh kaki ini menginspirasi kita untuk kembali berbakti kepada orang tua, sesuai ajaran Master Cheng Yen. Banyak orang ingin berbakti, tetapi belum tentu bisa mengekspresikannya. Hari ini, mereka tidak hanya berani menunjukkan, tapi juga mempraktikkannya melalui basuh kaki, mengelap wajah, dan memeluk ibu mereka dengan penuh cinta,” ungkapnya.
Editor: Hadi Pranoto
Artikel Terkait

Doa Bersama Waisak Sekaligus Mengingat Jasa Besar Orang Tua
19 Mei 2025Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Tangerang menggelar Doa Bersama Waisak serta mengadakan kegiatan basuh kaki dalam rangka memperingati Hari IBu di The Springs Club, Tangerang serta dihadiri 600 orang peserta.

Waisak 2025: Menenangkan Hati dalam Doa Bersama Waisak
28 Mei 2025Memperingati Hari Waisak, Hari Ibu Sedunia, dan Hari Tzu Chi Internasional, komunitas He Qi Tangerang menggelar acara penuh makna di The Springs Club, Gading Serpong, dengan prosesi Waisak dan Basuh Kaki Ibu yang mengharukan.
Mendedikasikan Cinta Kepada Satu-Satunya Ibu
23 Mei 2025Dengan mengusung tema “Du Yi Wu Er de Ma Ma” yang berarti “Satu-Satunya Ibu”, perayaan Hari Ibu Tzu Chi Batam berlangsung hangat, haru, dan penuh makna. Sebanyak 37 orang tua dan 59 murid berpartisipasi dalam perayaan Hari Ibu.