Master Bercerita

Anak Penggembala dan Si Sapi

24 Februari 2017
Suatu hari, di pemakaman itu datanglah seorang anak penggembala. Dia membawa seekor sapinya untuk memakan rumput. Tiba-tiba, sapi itu meninggal. Anak penggembala itu menangis tersedu-sedu di sana. Dia terus menggoyangkan tubuh sapi itu dan berkata, "Kamu jangan mati." Dia terus berkata, "Kamu harus hidup kembali."

Hikmah dari Sebaskom Air

17 Februari 2017
Sejak masih belia, Rahula sudah dibimbing oleh ayahnya, Buddha Sakyamuni, untuk menjadi bhiksu. Namun, Rahula sangat nakal. Terkadang, Buddha tidak ada di vihara. Saat ada orang bertemu Rahula dan bertanya, "Apakah Buddha ada di vihara?", Rahula akan menjawab, "Ada, Buddha ada di vihara." Ketika tiba di vihara, mereka baru tahu bahwa Buddha tidak ada di vihara.

Empat Kali Mengambil Permata

10 Februari 2017
Suatu ketika, sang raja berpikir untuk berdana besar-besaran bagi orang yang hidup kekurangan. Dia lalu memberi perintah untuk membuka gudang harta dan mengeluarkan pengumuman. Pada hari ketiga, datanglah seorang brahmana. Raja berkata kepadanya, "Kamu boleh memilih satu ikat permata yang kamu inginkan." Brahmana itu sangat gembira.

Kerbau Bertanduk Satu

03 Februari 2017
Ketika hari itu tiba, orang-orang dari kedua desa berdatangan untuk menonton pertandingan. Pria itu berkata, "Kerbauku sangat kuat. Ia dapat menarik 100 pedati dengan sangat mudah." Sang petani kemudian berkata, "Sejak lahir, kerbauku ini hanya memiliki satu tanduk." Setelah mendengar ucapan tersebut, kerbau bertanduk satu itu merasa rendah diri dan kehilangan kepercayaan diri.

Dua Setengah Muatan Pedati

26 Januari 2017
Ada seorang pria yang memiliki  sapi dan pedati. Mata pencahariannya adalah membantu orang mengangkut barang. Karena merasa lelah, pria itu duduk di samping kandang sapi sambil menahan kantuk. Dia seperti mendengar ada orang berkata, “Jangan mengeluh lagi. Kita saling berutang. Dua setengah muatan pedati lagi utang saya lunas terbayar.”

Satu Panah Tiga Nyawa

20 Januari 2017
Ada seorang anak muda bernama Samaka. Dia sangat memahami kebenaran di balik pergantian empat musim dan empat fase hidup manusia. Saat akan berdiri seusai menimba air, sebatang anak panah melesat ke arahnya. Dia lalu berteriak, "Siapa? Jika saya mati, kedua orang tua saya juga sulit bertahan hidup."

Pantulan Emas di Dalam Air

13 Januari 2017
Suatu hari, ada seseorang yang lugu berjalan menuju tepi kolam. Karena kolam air sangat tenang, maka secara alami terlihat bayangan. Dari tepi kolam, orang ini melihat bentuk sepotong emas. Jadi, dia pun melompat ke dalam air. Dia terus meraba dan mencari di dalam air. Air pun beriak dan menjadi keruh sehingga tak terlihat apa-apa lagi. Sekujur tubuhnya menjadi basah dan kotor.

Burung Merak Menolong Harimau

06 Januari 2017
Di sebuah hutan terdapat seekor burung merak yang memandang semua makhluk hidup bagai anaknya sendiri. Ia memiliki hati penuh cinta kasih seorang ibu. Suatu hari, ia melihat seekor harimau yang ingin menerkam hewan lain. Seekor rusa diterkam oleh harimau. Pemandangan yang penuh darah itu membuat burung merak merasa sedih.

Kemurnian Hati Seorang Wanita Kurang Mampu

30 Desember 2016
Di desa itu, ada seorang wanita kurang mampu. Dia sering melihat orang-orang sangat bersukacita pergi mendengar Dharma dan memberi persembahan kepada Buddha. Dia juga melihat para anggota Sangha membersihkan vihara setiap hari.

Burung Kecil Memadamkan Api

23 Desember 2016
Seekor burung yang bernama “Kepala Kebahagiaan”. mencelupkan sayapnya ke dalam air laut dan mengepak-ngepakkan sayapnya di hutan untuk meneteskan setetes demi setetes air guna memadamkan api. Ia bolak-balik hingga ribuan kali.
Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -